11.03.2014

Piknik Itu Penting Bingits!


Indahnya Hidup Bisa Piknik

Suasana Piknik (-)
Salah satu kebiasaan keluargaku waktu aku masih kecil adalah pergi piknik. Entah itu jarak dekat atau jarak jauh, pokoknya niatnya adalah piknik. Dan yang namanya piknik pastilah rame-rame ya enaknya, walaupun sendirian sih lucu juga. Sebegitu berkesannya budaya piknik yang dulu sering kami nikmati. Membuat aku jadi sensi kalau lihat pemandangan rumput menghampar atau pepohonan teduh yang di bawahnya tidak ada halangan (buat selonjoran maksudnya). 


Sayangnya budaya piknik keluarga entah kenapa terhenti seiring waktu. Kalau analisaku sih, mungkin kita kehabisan area piknik oleh karena tempat-tempat hiburan di Jakarta sekarang mayoritas bukan berupa taman bermain tapi lebih ke mall (nggak mungkin kan gelar tiker di mall?). Kalaupun masih ada ya kita harus mau melipir ke bogor yang masih mengandung rerumputan. Atau pergi le ragunan kalau cuma sekedar gelar tiker di bawah puun yang rindang (tapi nggak pake rerumputan). Hihihiiii...
Yang penting niat piknik mencari suasana santai murah meriah dan beramai-ramai bisa tetap terlaksanakan. Soal setting mah, anggep aja lagi piknik di tepi pantai. 

Ohh ya, soal piknik di tepi pantai sih memang asli kayaknya aku dah kekurangan spot banget di Jakarta dan sekitarnya. Mau ke mana coba? pantai terdekat di utara sana udah tinggal sak cumlik dan nggak awam dipake piknik dibanding jaman aku kecil dulu. Rasanya kalo mau gelar-gelar lapak piknik juga kudu lihat2 sikon, khawatir malah kita dikira pengungsian dari mana gitu ya. 
Tapi Allah baik banget sudah memberi aku kesempatan mengenalkan apa itu piknik dengan segala ritual persiapan dan  keasikannya. Duh semoga suatu saat kelak anakku pada berkesan dengan aktifitas piknik kita saat masa kecilnya. 

Pertama kali kuperkenalkan piknik ke anak-anak yaitu waktu suami stay di HK, kita piknik di pinggir pantai musim dingin padahal. Tapi ya asik aja karena banyak barengannya dan gratis pula buat kita duduk di meja-meja piknik yang memang disiapkan untuk fasilitas umum. Bisa bakar-bakar ikan di meja itu. Bisa main layangan seharian tanpa takut srimpet sama layangan lain. Piknik kedua kita pergi agak jauhan naik boat ke pulau kecil namanya hap mun bay, hihihiii. Nyebur ke pantai sambil bawa makanan sendiri. Kanan kiri pada bakar ikan yaah kita cuma kebagian asep sama aromanya aja lah karena belum begitu luwes piknik di negeri orang. 

Selanjutnya, piknik jadi hobi keluarga sejak tinggal di Malaysia. Berburu taman untuk spot piknik di tengah kota adalah hal yang sangat menyenangkan alias nggak pernah bosan. Apalagi anakku pada kurang suka ngemall kecuali asa film lucu yang mau ditonton. Mending piknik bawa sepeda, swave board, roller blade atau layangan. Piknik udah jadi budaya masyarakat di sini kalau akhir minggu. Tempat-tempat piknik selalu ramai dan letaknya tersebar di tengah kota, nggak perlu hengkang jauh dari tempat tinggal kita. 

Kenapa piknik itu penting buat keluargaku? Karena saat itulah kita betul-betul quality time tanpa kesibukan masing-masing. Interaksi kita full, obrolan kita nyambung, tatapan mata kita terbagi rata dan capek senangnyapun kadarnya sama. Apalagi setiap hari tinggal di dalam apartemen pasti bukan hal yang sehat buat pikiran dan gerak badan kita. Jadilah piknik itu suatu kebutuhan yang mewakili banyak rasa dan keinginan dekat dengan alam. Main frisbee atau sekedar tendang-tendangan bola...di mana bisa kudapat di negeriku tercinta?. Semoga suatu saat hal itu jadi salah satu fokus pemerintah kota (lahan kedekatan anak manusia dengan alamnya). 

Aku paling hobi dan terampil deh soal menyiapkan perlengkapan piknik. Bahkan suamiku yang juga punya hobi piknik jadi peka kalau di toko lihat perlengkapan yang bisa dipakai menunjang piknik. Soal menyiapkan jenis makanan juga aku nggak sembarangan lho, harus kuperhitungkan ketahanan makanannya dan kepraktisan memakannya plus nggak membawa makanan beresiko seperti sambel pedes atau yang asem-asem. Intinya cari yang praktis, sehat tapi mengenyangkan dan bervariasi tapi secukupnya. Supaya nggak ada yang terbuang. Begitu makanan habis...ya udah saatnya pulang.   Minumanpun juga kusiapkan yang segar tapi bukan yang terlalu manis. Kadang udara panas lebih ternetralisir dengan minuman dingin air lemon. 

Indikator kebahagiaan keluar rumah demi piknik adalah dengan melihat masing-masing anggota  keluarga menyiapkan sendiri bawaan tambahannya. Apakah itu mau memotret? bersepeda? bereksplorasi? pasang tenda? atau lainnya. Piknikpun bisa disetting dengan tema, tujuannya supaya nggak membosankan terutama buat anak-anak.  Kreativitas orang tua mengajak anak menentukan tema piknik adalah hal berharga yang tidak bisa ditukar dengan  kesenangan lainnya.  Hanya saja tips pentingnya adalah perhatikan cuaca. Jangan ambil resiko menjadwalkan piknik di musim hujan. 

No comments:

Post a Comment