Tentang Buku Science Anak Serial WHY edisi Pubertas
Heboh
dengan konten buku tersebut yang dianggap mengarah pada opini
menyesatkan anak-anak sebagai pembacanya. Seolah mengajak pembaca
menyamakan persepsi tentang lumrahnya hubungan sejenis yang diidentikan
dengan trend LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender) dikaitkan
dengan hak sebagai manusia untuk membuat pilihan.
Banyak
orangtua panik, protes dan geram melihat penerbit ternama meloloskan
materi bacaan semacam itu untuk dikonsumsi jutaan anak bangsa. (Maaf
nggak saya sertakan capture gambar dari halaman buku tersebut, silakan
googling sendiri yah).
Mengambil
sikap atas sesuatu yang tidak pada tempatnya itu memang harus. Dan
beberapa orangtua mengangkat isu ini agar menjadi perhatian bersama
untuk menyikapi tegas penyimpangan pemahaman dalam mengajarkan masalah
pubertas pada anak yang seakan diwakili oleh orang-orang tertentu tanpa
mempedulikan nilai moral dan agama.
Reaksi pertama saya sebagai orangtua
yang walaupun anak-anak saya bukan pembaca setia serial buku tersebut kurang lebih sama geramnya. Tapi saya pilih memanfaatkan fakta itu sebagai barang bukti untuk didiskusikan dengan anak tentang adanya penyimpangan nilai di masyarakat yang bahkan sudah masuk ke ranah produk intelektual yaitu buku bacaan bertema science.
"Mendidik
anak agar selalu bertanya tentang apa saja yang sedang dibacanya adalah
jauh lebih penting ketimbang hanya sekedar mendidik mereka gemar
membaca" (status facebook saya 7.Agustus.2014).
Jadi
buat para calon orangtua ataupun orangtua yang ingin anak-anaknya punya
hobi membaca, sebaiknya tidak lupa menanamkan dan mestimulasi sedini
mungkin pola berpikir kritis pada setiap apa yang dibaca atau dilihat
dan didengar. Agar mereka tidak mudah menelan mentah-mentah opini
sekelompok orang yang tidak sesuai dengan norma-norma di masyarakat pada
umumnya, khususnya yang bertentangan dengan agama.
No comments:
Post a Comment