10.26.2014

Ajari Anak Berpikir Kritis

Tentang Buku Science Anak Serial WHY edisi Pubertas

Heboh dengan konten buku tersebut yang dianggap mengarah pada opini menyesatkan anak-anak sebagai pembacanya. Seolah mengajak pembaca menyamakan persepsi tentang lumrahnya hubungan sejenis yang diidentikan dengan trend LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender) dikaitkan dengan hak sebagai manusia untuk membuat pilihan. 
Banyak orangtua panik, protes dan geram melihat penerbit ternama meloloskan materi bacaan semacam itu untuk dikonsumsi jutaan anak bangsa. (Maaf nggak saya sertakan capture gambar dari halaman buku tersebut, silakan googling sendiri yah).


Mengambil sikap atas sesuatu yang tidak pada tempatnya itu memang harus. Dan beberapa orangtua mengangkat isu ini agar menjadi perhatian bersama untuk menyikapi tegas penyimpangan pemahaman dalam mengajarkan masalah pubertas pada anak yang seakan diwakili oleh orang-orang tertentu tanpa mempedulikan nilai moral dan agama.

Reaksi pertama saya sebagai orangtua
yang walaupun anak-anak saya bukan pembaca setia serial buku tersebut kurang lebih sama geramnya.
Tapi saya pilih memanfaatkan fakta itu sebagai barang bukti untuk didiskusikan dengan anak tentang adanya penyimpangan nilai di masyarakat yang bahkan sudah masuk ke ranah produk intelektual yaitu buku bacaan bertema science.

"Mendidik anak agar selalu bertanya tentang apa saja yang sedang dibacanya adalah jauh lebih penting ketimbang hanya sekedar mendidik mereka gemar membaca" (status facebook saya 7.Agustus.2014).

Jadi buat para calon orangtua ataupun orangtua yang ingin anak-anaknya punya hobi membaca, sebaiknya tidak lupa menanamkan dan mestimulasi sedini mungkin pola berpikir kritis pada setiap apa yang dibaca atau dilihat dan didengar. Agar mereka tidak mudah menelan mentah-mentah opini sekelompok orang yang tidak sesuai dengan norma-norma di masyarakat pada umumnya, khususnya yang bertentangan dengan agama.

No comments:

Post a Comment